Minggu, 04 Oktober 2015

SELF HEALING

Menggebu campur aduk rasanya ketika kita sedang menyukai orang lain apalagi mencintainya, semua hal tentangnya terasa begitu luar biasa.

Untuk seorang yang cenderung extrovert seperti aku ini, tidak menyampaikan perasaan itu seperti jerawat yang sedang matang-matangnya menunggu kapan pecah namun ga pecah-pecah alhasil panik, sakit, membara, merona, serba salah, lemas, tak berdaya dan lain halnya. hahahaha. ya begitu.. begitu ga enak kalo ga sampe rasa ini kepadanya.

hanya saja baca dari salah satu buku yang aku tarik kesimpulanya bahwa Mencintai Tak Bisa Menunggu itu sepertinya hanya untuk lelaki saja, untuk perempuan seyogyinya ya tetap jika Mencintai ya Tak Bisa jika Tak menunggu.. harus menunggu!! karena memang dicontohkan istri Rasul pun seperti itu katanya. meski beberapa teman masa kini bilangnya udah ga jamannya menunggu, mungkin ada benernya tapi ga ada salahnya mengikuti istrinya Rasul kan.

Banyak yang membahas tentang peliknya tingkah wanita, rumitnya memahami wanita dan lain lain membahas kewanitaan, dengan gampangnya bisa dicari di toko buku untuk para lelaki yang membutuhkan panduan untuk memahami wanita, iya kan? nah ini nih tapi PR banget untuk para wanita, jarang sekali ada buku atau panduan untuk memahami lelaki, padahal katanya kan di dunia ini di isi paling banyak adalah kaum Hawa alias wanita. contohnya ya ak ini lagi, yang sedang sangat butuh panduan memahami tingkah laku pola lelaki. apalagi lelaki yang suka "memancing" namun tidak suka ikanya. paham ga maksudnya? :D
jadiii.. lelaki yang terbaca sedang memancing lalu ditanggapi oleh perempuanya setelah itu lelakinya pergi gitu aja.. kalo bahasa whatsap itu "read doang".

sebetulnya beberapa kali melihat  dan menonton motivator ternama Pak Mario Teguh saranya adalah, yang abu-abu seperti ini tinggalkan saja, tapi hati kecil bilang masa nyerah gitu aja. bingung kan?

so apa yang ak lakukan adalah,, pada awalnya aku meminta saran dari beberapa teman dekat, apalagi seorang extrovert seperti aku ini membutuhkanya untuk cerita, tapi pada ahirnya tetap saja semua keputusan kembali lagi padaku.

so Ak memutuskan untuk sewajarnya saja, memperbaiki diri, berdoa tak henti meminta dipantaskan dengan orang orang yang memantaskan, lapangkan dada beri kesabaran yang lebih, kuatkan dalam masa penantian, dan selalu minta restu kedua biadadari yaitu orang tua kita sendiri, sudah ada atau belum ada calonya minta saja restu dari orang tua.

hasilnya seperti apa akupun belum tau, tapi yang terasa lebih tenang aja lebih pasrah karena bagaimanapun kita memang harus melewatinya. yang penting sudah usaha biar Tuhan yang memantaskan.

bismillahirohmanirohim semoga kita bisa menjadi lebih baik untuk sekarng dan nanti.

salam hangat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar